Rabu, 12 September 2007

Tentara terhebat

Suatu kali, diadakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh tiga orang pemimpin wanita dari tiga negara yaitu dari Inggris yang diwakili oleh Margareth T., India diwakili oleh Indira Gandhi dan dari Philipina oleh Corry A.

Sebagai langkah awal diadakanlah upacara penghormatan diiringi dengan pemeriksaan barisan pasukan dari ketiga negara tersebut.

Sesampainya rombongan di depan pasukan Baret Hijau dari Inggris yang terkenal itu, dengan garang Margareth T. Menampar dan meninju pasukan yang ada didepannya yang tentu saja tanpa balasan. Terjadi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak, Mam!!!"
"Kenapa?"
"Sebagai Prajurit sejati dari Britania Raya, kami terbiasa untuk menerima rasa sakit."
"Bagus."

Corry A. pun tidak mau kalah, dan begitu sampai di depan barisan pasukannya, diambilnya senapan dari komandan peleton, dan menghantamkan popor senapan tersebut ke muka prajuritnya. Terjadi lagi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak Madam!!!" (Dengan muka bercucuran darah)
"Kenapa?"
"Sebagai tentara Philipina, kami harus mampu menahan rasa sakit dan kengerian untuk mempertahankan kedaulatan."
"Bagus" (dalam hati, sambil melirik Margareth, "hebatan prajurit gue kan")

Begitu pemeriksaan sampai di depan pasukan India, dengan cepat Indira G. menyambar bayonet yang ada di senapan prajurit yang ada didepannya dan dengan sekali sebat terpotonglah "anu-nya" prajurit tersebut, dan dengan lantang bertanya:
"Sakit nggak?"
"Nggak Madam...!!!"
"Kenapa!!!"
"Sebab itu kepunyaan orang dibelakang saya..."

Guru Yang Lupa

seorang murid ingin bertanya tentang soal yang tidak ia ketahui

murid : pak saya mau bertanya sesuatu?
guru : ada apa? apa yang mau kamu tanya?
murid : bandung lautan api terjadinya kapan ?

si guru ternyata lupa. tapi kalau tidak dijawab ia bisa malu.
guru : memang kamu tidak tau?
murid : makanya saya tanya bapak!?!
guru : dengan lantang guru menjawab "rumah tetangga saya kebakaran saja saya lupa apalagi bandung yang jauh disana"
murid : "&*%#* "

Nenek Ani

Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggilkan Pak Mudhin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik Pak Mudhin berdoa, tiba-tiba muka nenek Ani berubah membiru seolah-olah tidak bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada Pak Mudhin.

Sambil terus berdoa Pak Mudhin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana pikirnya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut didepan Ani. Tak lama kemudian nenek Ani meninggal dunia. Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani, Pak Mudhin diundang untuk datang kerumah Ani.

Selesai memimpin do'a, Pak Mudhin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum nenek Ani yang belum sempat saya sampaikan, yang pasti nasehat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".

Pak Mudhin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :

"Mudhin jangan berdiri di situ...! Jangan injak selang oksigen aku..!"

 


You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
in the all-new Yahoo! Mail Beta.

__._,_.___

[H W] is brought by hanyawanita.com [ http://www.hanyawanita.com ]




SPONSORED LINKS
Article health wellness Center for health and wellness Health and wellness
Health and wellness program Health wellness product

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: