Sebagai langkah awal diadakanlah upacara penghormatan diiringi dengan pemeriksaan barisan pasukan dari ketiga negara tersebut.
Sesampainya rombongan di depan pasukan Baret Hijau dari Inggris yang terkenal itu, dengan garang Margareth T. Menampar dan meninju pasukan yang ada didepannya yang tentu saja tanpa balasan. Terjadi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak, Mam!!!"
"Kenapa?"
"Sebagai Prajurit sejati dari Britania Raya, kami terbiasa untuk menerima rasa sakit."
"Bagus."
Corry A. pun tidak mau kalah, dan begitu sampai di depan barisan pasukannya, diambilnya senapan dari komandan peleton, dan menghantamkan popor senapan tersebut ke muka prajuritnya. Terjadi lagi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak Madam!!!" (Dengan muka bercucuran darah)
"Kenapa?"
"Sebagai tentara Philipina, kami harus mampu menahan rasa sakit dan kengerian untuk mempertahankan kedaulatan."
"Bagus" (dalam hati, sambil melirik Margareth, "hebatan prajurit gue
Begitu pemeriksaan sampai di depan pasukan India, dengan cepat Indira G. menyambar bayonet yang ada di senapan prajurit yang ada didepannya dan dengan sekali sebat terpotonglah "anu-nya" prajurit tersebut, dan dengan lantang bertanya:
"Sakit nggak?"
"Nggak Madam...!!!"
"Kenapa!!!"
"Sebab itu kepunyaan orang dibelakang saya..."
Guru Yang Lupa
seorang murid ingin bertanya tentang soal yang tidak ia ketahui
murid : pak saya mau bertanya sesuatu?
guru : ada apa? apa yang mau kamu tanya?
murid :
si guru ternyata lupa. tapi kalau tidak dijawab ia bisa malu.
guru : memang kamu tidak tau?
murid : makanya saya tanya bapak!?!
guru : dengan lantang guru menjawab "rumah tetangga saya kebakaran saja saya lupa apalagi
murid : "&*%#* "
Nenek Ani
Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut dokter, asmanya sudah semakin parah hingga perlu dipasang saluran oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggilkan Pak Mudhin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik Pak Mudhin berdoa, tiba-tiba muka nenek Ani berubah membiru seolah-olah tidak bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada Pak Mudhin.
Sambil terus berdoa Pak Mudhin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana pikirnya dia tidak sanggup membaca
Selesai memimpin do'a, Pak Mudhin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada
Pak Mudhin membaca
"Mudhin jangan berdiri di situ...! Jangan injak selang oksigen aku..!"
__._,_.___
[H W] is brought by hanyawanita.com [ http://www.hanyawanita.com ]![]()
SPONSORED LINKS
Article health wellness Center for health and wellness Health and wellness Health and wellness program Health wellness product
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar